Wahai Umat Manusia, Palestina Masih Dilanda Krisis

Sejak tahun 1948 dunia menyaksikan sebuah babak luka yang begitu dalam. Negara Palestina diusir, dipaksa untuk meninggalkan tanah airnya. Nyaris seluruh tempat remuk redam menyisakan Gaza, yang luasnya tak lebih besar dari sebagian kota di Indonesia. Perang jelas menghancurkan seluruh sisi kehidupan. Pada detik ini, sekolah yang dulu riuh oleh suara anak kecil kini tinggal puing. Rumah sakit porak-poranda. Rumah tinggal berubah menjadi debu. Jalan, kantor, dan ruang kehidupan lain sudah luruh membisu. Jeritan perempuan dan anak-anak yang tak berdaya terdengar dari kejauhan. Sungguh, mereka menghadapi dentuman yang datang tanpa henti. Banyak orang bertanya mengapa Gaza tetap bertahan. Mengapa mereka masih melawan padahal kekuatan militer yang dihadapi begitu besar. Sejarah Palestina penuh dengan kisah panjang tentang dijajah, ditindas, dan upaya diredupkan. Dan sama seperti umat terdahulu yang menghadapi cobaan berat, keteguhan Gaza bersumber dari iman yang tak pernah benar-benar padam. Gaza tidak tinggal diam. Mereka bukan menunggu senjata, bukan pula menunggu kekuatan besar turun dari langit. Mereka hanya mengerjakan apa yang mampu mereka kerjakan. Sama seperti umat lain yang menguatkan lewat doa, kesadaran, dan aksi kecil yang tetap berarti. Apalagi di zaman ini perjuangan tidak selalu berbentuk senjata. Menceritakan apa yang terjadi, membagikan kabar benar, dan tidak membiarkan propaganda berjalan begitu saja sudah menjadi bentuk perjuangan tersendiri. Ketika berbicara tentang kesabaran dan keteguhan, sumbernya tetap satu yakni iman. Dan iman tumbuh dari kedekatan dengan Al Quran. Ada tiga cara menjaga hubungan ini. Pertama, mendengarkan lantunan Al Quran yang menguatkan hati. Kedua, membacanya secara rutin bukan hanya di bulan suci. Ketiga, menghafalnya meski perlahan apakah setengah baris atau hanya beberapa kata setiap hari. Bukan banyaknya hafalan yang menjadi ukuran tetapi konsistensi melawan rasa malas dan hawa nafsu. Situasi konflik membuat banyak kabar bohong sengaja disebarkan untuk melemahkan kepedulian. Ada yang percaya Palestina telah merdeka hanya karena mendengar kabar ada jeda tembak atau gencatan senjata. Padahal keadaan di lapangan jauh dari selesai. Bantuan yang masuk masih terbatas. Sebagian bahkan rusak sebelum sampai ke tangan warga. Ada pula bantuan udara yang justru mencelakai karena jatuh sembarangan menimpa tenda warga. Gaza yang hanya berjarak puluhan kilometer dari Masjidil Aqsa pun tetap terisolasi. Akses menuju tempat suci itu tertutup sepenuhnya. Mereka yang tinggal dekat tidak mampu menempuh perjalanan yang sangat dekat itu karena penjagaan dan blokade. Ketika Aqsa diganggu maka Gaza merasa terpanggil untuk berdiri di garis depan. Ini bukan semata pilihan, tetapi panggilan dari keyakinan yang mereka pegang. Kendati demikian penderitaan tetap berjalan. Harga bahan makanan melambung sampai tak masuk akal. Satu kantong tepung bisa bernilai puluhan juta. Bawang, beras, dan kebutuhan sederhana lain menjadi barang mewah. Warga tak hanya menghadapi perang tetapi juga kelaparan yang terus menekan. Bahkan orang kaya pun tak mampu bertahan lama karena semua persediaan habis dalam hitungan bulan. 1. Zakatel menyalurkan bantuan untuk Palestina Hingga saat ini Indonesia terus mengirimkan dukungan. Pada 12 November 2025 LAZ Zakatel kembali menyalurkan amanah berupa bantuan senilai Rp 9.100.000 melalui Syekh Mahmud Al Gaul dari Lembaga Mussalah Annujum. Penyaluran ini turut didampingi oleh perwakilan LAZ Persis, Romi Mulya Hidayat, S.Pd. sehingga memastikan seluruh bantuan sampai dengan aman dan tepat. Perjuangan Palestina adalah cermin bahwa persatuan umat masih menjadi pekerjaan besar. Selama perpecahan tumbuh, selama sebagian menjauh dari agamanya, maka tidak mudah menghadapi kekuatan yang menindas. Perlu kita ingat bahwa setiap langkah kecil, setiap kepedulian, dan setiap bentuk dukungan adalah cahaya yang tetap menyala bagi saudara kita di sana. Terima kasih sedalam-dalamnya LAZ Zakatel haturkan kepada Sahabat Dermawan yang senantiasa mempercayakan amanah kepada Zakatel. Atas izin Allah, melapangkan rezeki dan memberkahi setiap kebaikan yang Sahabat titipkan. Mari kita terus mendoakan Palestina agar segera merdeka seutuhnya, terbebas dari penindasan dan kembali menikmati kehidupan yang damai. Dan mari kita bersama menguatkan solidaritas melalui zakat, infak, dan sedekah bersama Zakatel.