PEDULI PENGEMBANGAN SOSIAL DAKWAH

Kegiatan Kerjsama majelis ta'lim

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada 2021 ada 188 desa/kelurahan di seluruh Indonesia yang menjadi arena perkelahian massal antar pelajar atau mahasiswa. Jawa Barat menjadi provinsi dengan lokasi kasus tawuran pelajar terbanyak, yakni terjadi di 37 desa/kelurahan. Potret tersebut menunjukan bahwa krisis adab dan karakter dikalangan generasi muda Indonesia hari ini sangat nyata dan miris.

Maka keluarga lah yang juga harus berperan paling depan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan akhlak anak-anak dimasa sekarang. Mempertajam ilmulah sebagai alternatif dan resolusi pada masalah-masalah tersebut.

Pendidikan keluarga adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan membimbing anak-anak mereka. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama yang diterima anak-anak, dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan mereka, termasuk dalam membentuk adab mereka.

Tujuan diadakannya kerjasama majelis taklim ini selain sebagai wadah umat untuk meningkatkan iman dan ketakwaan juga sebagai tempat untuk para orang tua menuntut ilmu untuk bekal di akhirat serta sebagai pembelajaran yang akan diturunkan kepada anak-anaknya dirumah.

Tebar Al-Qur’an & Al-Qur’an Braille

Berdasarkan estimasi Kementerian Kesehatan RI, jumlah tunanetra di Indonesia adalah 1,5 % dari seluruh penduduk. Jika saat ini penduduk Indonesia berjumlah 250 juta, berarti, sekurang-kurangnya saat ini ada 3,750,000 tunanetra, baik kategori buta maupun lemah penglihatan.

Sementara itu, harga Al Qur’an Braille bisa mencapai Rp1.900.000,00/set. Selain dari sisi harga yang mahal, Al Qur’an braille pun masih minim dalam sisi produksi.

Selain itu meskipun menjadi populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia ternyata masih kekurangan produksi mushaf Alquran.

Hal itu dikatakan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Umat Muslim Indonesia masih kekurangan mushaf Alquran. Jumlah penduduk Muslim Indonesia kurang lebih 215 juta dan baru menyediakan 200 ribu per tahun.

Oleh karena itu Zakatel menangani dengan adanya Bantuan Al-Quran dan Al-Quran Braille untuk memberantas buta aksara Al-quran dikalangan masyarakat muslim dan bagi para tuna netra.

Bantuan pembangunan infrastruktur Masjid dan lembaga pendidikan

Sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.

Sarana dan prasarana sangat pentiing dalam dunia pendidikan, ibadah dan sosial. Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut maka kegiatan belajar mengajar (KBM), peribadatan, dan sosial bisa berjalan dengan baik dan lancar.

Berdasarkan data Sistem Informasi Masjid (SIMAS) Kementerian Agama (Kemenag), jumlah masjid di Indonesia sebanyak 299.692 unit per 7 Maret 2024.

Namun ternyata Ratusan masjid di Indonesia terutama di daerah Pelosok kondisinya kurang layak. Masjid tersebut perlu perbaikan agar kondisinya nyaman untuk digunakan beribadah. Namun, jumlah tersebut diperkirakan jauh lebih banyak.

Demi menunjang sarana dan prasarana tersebut, Zakatel membentuk suatu program dengan nama Program Bantuan pembangunan infrastruktur Masjid dan lembaga pendidikan, demi terwujudnya masjid dan sarana pendidikan yang layar & nyaman.

“Apabila Anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu amal jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak soleh” (Hadist Riwayat Muslim).

Salah satu dari amalan di atas adalah amal jariyah, yang bisa kita wujudkan melalui berbagai cara, Salah satunya dengan membangun infrastruktur Masjid dan lembaga pendidikan bagi daerah yang membutuhkan.

Bantuan guru ngaji

Program Sosial Dan Dakwah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat, serta memperkuat pemahaman masyarakat tentang Islam.

Maka tidaklah berlebihan jika menyebut guru ngaji sebagai peletak dasar Pendidikan Islam bagi setiap santrinya. Keberadaan guru ngaji mulai diakui oleh negara sejak lahirnya UU 30/2003 yang diatur lebih teknis dalam PP 55/2007. Meskipun keberadaannya sangat vital dalam mencetak anak-anak didik dalam pembelajaran Al-Qur’an, namun tidak sebanding dengan penghasilan yang didapatkan.

Para guru ngaji dalam menjalankan aktivitas pembelajaran mendudukkannya dalam konteks ibadah. Mereka bekerja secara ikhlas dengan mengharap rida dari Allah SWT.

Dalam perjalanannya, Zakatel sebagai Lembaga Amil Zakat hadir menjadi penyalur kebermanfaatan bagi umat. Bantuan bagi para guru mengaji hadir dalam salah satu program zakatel yakni program sosial dan dakwah. Bantuan yang diberikan untuk program sosial dan dakwah dalam bentuk santunan , Wakaf Al Qur’an dan Qur’an Braille, Pengadaan air bersih, Pembagunan Infrastruktur masjid dan Lembaga Pendidikan bagi masyarakat. Total penerima manfaat untuk program sosial dan dakwah berjumlah 5.258 yang tersebar di 48 titik di 3 provinsi. Alhamdulillah dampak serta manfaat dirasakan oleh para pemerima manfaat secara menyeluruh.

Masih banyak kebermanfaatan social yang perlu dimanfaatkan dan terus diberdayakan dari program sosial dan dakwah. Mari kita terus upayakan agar manfaatnya semakin meluas dan berdampak positif bagi semua pihak.

Tebar qurban ke pelosok Daerah

Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) mengidentifikasi sejumlah daerah prioritas intervensi gizi protein hewani melalui qurban, yaitu daerah tersebut merupakan daerah dengan masyarakat yang konsumsi dagingnya sangat rendah, bahkan mendekati nol, serta dengan jumlah mustahik yang besar.

Salah satu hal yang bisa membantu menangani permasalahan ini adalah saat ibadah qurban. Besarnya potensi daging yang bisa dihasilkan dalam pelaksanaan ibadah qurban berpeluang untuk memperbaiki tingkat gizi dan kesehatan masyarakat, terutama kelompok termiskin.

Penyebaran daging qurban ke pelosok daerah sangat membantu masyarakat miskin dimana daerah tersebut jarang melaksanakan ibadah qurban karena pendapatannya tidak memadai.

Seperti contohnya di daerah Bunikasih Pangalengan yang  telah Zakatel salurkan program Tebar Qurban, di daerah tersebut sudah 10 tahun tidak berqurban karena rata-rata masyarakatnya bekerja sebagai buruh kebun teh yang dimiliki perkebunan   pabrik di luar daerah, sehingga dari segi pendapatan kurang memadai untuk melaksanakan ibadah Qurban.

Dengan adanya program Tebar Qurban Zakatel ini diharapkan Penyebaran daging Qurban akan merata tidak hanya di satu wilayah tetapi sampai pelosok daerah.

Tebar qurban ke pelosok Daerah

Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan banyak anak kehilangan orangtuanya sehingga mereka harus menjadi anak yatim, piatu atau yatim piatu. Menteri Sosial Tri Rismaharini memastikan negara hadir memberikan perlindungan kepada anak-anak tersebut. 

Tercatat sebanyak 4.043.622 anak. Yakni terdiri dari 20.000 anak yang ditinggal orangtua akibat Covid-19; 45.000 anak yang diasuh LKSA dan 3.978.622 anak diasuh oleh keluarga tidak mampu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau serta agak merenggangkan keduanya.” (HR. Bukhari)

Mari bersatu dan Jangan biarkan mereka sendirian dan merasakan kesedihan, Membahagiakan mereka, merupakan jembatan kita memperoleh surga.

Pengadaan Air bersih

Keberadaan air sangat penting, terutama bagi Umat Islam. Air menjadi media utama umat Islam dalam bersuci. Selain itu, air pun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kehidupan manusia-sehari-hari.

Namun, masih banyak ditemui wilayah-wilayah yang kesulitan untuk mendapatkan air. Kondisi tersebut bisa karena kekeringan berkepanjangan atau karena fenomena kemiskinan yang merata di suatu wilayah sehingga warga tidak mampu untuk pengadaan air. Banyak kemadharatan yang bisa melanda dari ketiadaan air, dari mulai kurang nyamannya dalam beribadah sampai datangnya berbagai sumber penyakit di masyarakat.

Zakatel Berikhtiar dalam pengadaan sumur air di wilayah-wilayah terdampak kekeringan dan kemiskinan. Dengan mambantu pengadaan sumur air, maka sama dengan kita membantu umat dalam menyempurnakan ibadahnya, membantu umat dalam memenuhi kebutuhan hariannya secara layak, dan membantu umat dalam mencegah datangnya berbagai macam penyakit.